KADER KEMUNING SUGER MELAKUKAN EVALUASI KEGIATAN
KADER KEMUNING SUGER MELAKUKAN EVALUASI KEGIATAN
Saat ini Pemerintah Indonesia melakukan akselerasi pencapaian Program Pengendalian Tuberculosis (TB) dengan melakukan ekspansi strategi (Directly Observed Treatment Shortcourse) DOTS pada semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas. Pemerintah serta melibatkan semua sektor terkait dalam suatu bentuk kemitraan. Kemitraan ini sangat penting mengingat pemahaman yang benar tentang Tuberkulosis di masyarakat masih rendah. Hal tersebut terlihat pada rendahnya keterlibatan masyarakat dalam penjaringan suspek TB tidak terlepas dari pemahaman yang benar tentang TB, bagaimana penularannya, kriteria pasien tersangka TB serta upaya pencegahan.
Pendampingan aktif kepada pasien selama pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama sesuai dengan aturan pengobatan yang memenuhi standar. Salah satu faktor penghambat adalah terjadinya ketidakpatuhan pasien dalam meminum obat. Selain itu, masih adanya stigma negatif tentang penyakit TB karena terbatasnya informasi. Bagaimana pelayanan dan pengobatan TB di masyarakat ikut mempengaruhi motivasi pasien untuk sembuh.
Guna menekan angka penderita dan melakukan pencegahan, Puskesmas Pejagoan mengadakan pertemuan Kader TB KEMUNING SUGER atau KETEMU MANING SUSPEK SEGER, Rabu 31 Agustus 2022. Bertempat di aula Puskesmas Pejagoan, pertemuan ini bertujuan mengevaluasi kinerja kader TB. Pelaporan kegiatan sangat penting untuk dilaksanakan evaluasi guna meningkatkan pengiriman suspek ke Puskesmas, kunjungan ke rumah pasien TB Paru. Selain itu kader juga melakukan pendampingan pengobatan TB Paru sampai sembuh dan memberikan informasi tentang pelayanan TB Paru yang dilaksanakan dengan mantox tes. Puskesmas Pejagoan mempunyai sejumlah 13 Desa. Dengan memiliki 84 kader TB Paru, setiap desa diwakilakn oleh 2 kader untuk mengikuti pertemuan evaluasi TB Paru.
Dalam sambutannya, dr. Timbul Pranoto, M.Sc. selaku Kepala Puskesmas Pejagoan menyampaikan sesuai data yang diperoleh pasien menderita TB Paru terbanyak tahun ini ada di Desa Peniron, Pejagoan. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dengan melibatkan semua sektor, ungkap Timbul. Desa-desa yang lain juga harus melaporkan angka kejadian dan penanganan. Serta peran aktif masyarakat saling bekerja sama, membantu dan memotivasi pasien agar lekas sembuh, pungkas Timbul.
Peran masyarakat sebagai Kader Kesehatan dan petugas di sarana pelayanan kesehatan sangatlah penting untuk menjadi tenaga penyuluh melacak pasien serta mendampingi Pengawas Minum Obat (PMO), pasien, dan keluarganya. Aktifnya Kader Kesehatan dan petugas dalam pendampingan di masyarakat diharapkan akan meningkatkan penemuan dan kesembuhan kasus TB di wilayahnya, menurunkan angka pasien yang mangkir dan putus berobat (drop-out), serta membantu menghilangkan persepsi dan sikap masyarakat yang menghambat program Pengendalian TB.